Selasa, 11 Januari 2011

KERAJAAN BADAU

Dimuat di Pos Belitung Hari Jumat Tgl.7 Januari 201,(opini-halaman 10 oleh Salim YAH). dengan judul tulisan "Pelurusan atau Pembingungan Sejarah Belitong"

Kerajaan Badau tetap Badau, begitu pula Kerajaan Balok, sampai hari ini Badau dan Balok tidak dapat disatukan.Beberapa waktu yang lalu peninggalan kerajaan Balok dan Badau pernah disatukan di Museum Tanjungpandan.

Peninggalan Kerajaan Badau ada di Museum Badau dan peninggalan Kerajaan Balok dan Belantu berada di Museum Tanjungpandan. Pemisahan ini dilakukan setelah Pengurus Museum Tanjungpandan pada waktu itu mendapat bisikan gaib dari para leluhur, bahwa mereka tidak mau disatukan.

Datuk Moyang Gersik sebagai Raja Badau Pertama memasuki Sungai Berang menuju ke daerah Pelulusan sekarang ini. Disinilah pertama kali bermukim.

Datuk Moyang Gersik ini menurukan Raja-raja Badau tersendiri. Ini dapat kita baca dari tulisan Mohamad Alie (anak dari Abdurachman) tanggal 7 Juni 1927.

Sedangkan Kerajaan Balok dibangun oleh Kiai Ronggo alias Kiai Ronggo Udo. Anaknya yang bernama Nyi Ayu Siti Kusuma kemudian menikah dengan Kiai Agus Mas'ud atau Ki Gedeh Ja'kob yang berasal dari Mataram.
Kiai Agus Mas'ud inilah kemudian menjadi Raja Balok Pertama dengan gelar Depati Cakraningrat I (1618-1698).
Jadi jelas kalau Badau berbeda dengan Balok. Memang menurut data sejarah, ketika Raja Balok ke III Kiai Agus Gending, daerah Belitung dibagi menjadi Empat Ngabehi yaitu :
1. Ngabehi Badau dengan gelar Ngabehi tanah juda atau Ngabehi Singa Juda.
2. Ngabehi Sijuk dengan gelar Ngabehi Mangsa Juda atau Karma Juda.
3. Ngabehi Belantu dengan gelar Ngabehi Sura Juda.
4. Ngabehi Buding dengan gelar Ngabehi Istana Juda.

Dari catatan lain Belitung dibagi menjadi Lima Ngabehi, yaitu empat diatas ditambah dengan Ngabehi Gunong Sepang (BIJDRAGETOTDEKENNIS van Het BILLITONMALEISCH, door A.G.Vordeman, 1 Desember 1989).
Selanjtnya dalam buku tersebut pada hal 25 dituliskan :
"itoe Ngabehi2 de koewasekan merintah bang basing2 begine die poenji lingkoengan, njang Depati Doenji perinta-an sendiri dan diberi pegawei2 mendjalankan die poenji perintah itoe basing-basing tempat begine..."

Dari kelima Ngabehi diatas, hanya Badau, Belantu dan Buding saja yang jelas adanya. Sedangkan Ngabehi Sijuk dan Gunong Sepang sampai saat ini belum didapatkan data-data sejarahnya.
Kemudian dari catatan diatas jelas masing-masing Ngabehi mempunyai pemerintahan sendiri dan rajanyapun sendiri-sendiri pula. Begitupula dengan Balok menurunkan raja-raja tersendiri.
Dari silsilah yang ditulis tangan tahun 1870, tidak ada ayat-ayat seperti yang disebut  Ian Sancin, yang ada hanya pendahuluan pada bagian atas silsilah, sebagai berikutr :"Soerat sila-sila asal Radja Djawa Mataram katoerenan Madjapahit jang bertachta keradjaan di Blitong dengan pangkat Dipati katoeroenan ningrat serta mendjoendjoeng Titah dan perintah itoe Mataram jang sekarang ada katoeroenan Sjaht dari seblah lelaki serta mendjadi waris Dipati Blitong Tjakra Ningrat jang terseboet di bawah ini"

Mengenai gelar KA memang ada yang benar-benar keturunan dan ada pula pemberian. Gelar KA keturunan dapat dibuktikan dalam silsilah asal usulnya. Jika kita membaca silsilah Kerajaan Balok 1870 tersebut, umumnya mereka menikah masih dalam pertalian darah yang dekat.  
Misalnya :
KA Endek dengan NA Fatimah. Dimana KA Endek adalah anak dari NA Koenie dengan KA Djinal dan NA Fatimah adalah masih mempunyai perhubungan darah yang cukup dekat, yaitu sepupu.

Sedangkan pemberiaan gelar KA ada dua yaitu dari pihak kerajaan dan Belanda.
Dari pihak kerajaan mungkin mereka berjasa terhadap kerajaan.
Dari Belanda juga memberi gelar KA (baca:klin ambtenar = pembantu, jongos, atau sekarang kita kenal cleaning service) yang diberi gelar ini oleh Belanda umumnya mereka yang rajin bekerja dan buta huruf.

1 komentar:

  1. Tentang semua isi tulisan ini telah verifikasi lagi dalam tulisan Opini di Posbel yang bertajuk "TENTANG PEMBINGUNGAN SEJARAH BELITONG" 12 Januari 2011. Oleh Ian Sancin: diantaranya menguraikan dan menegaskan melalui data dan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan bahwa Posisi Badau sebagai wilayah ngabehi adalah bawahan DEPATI Belitong yang berkuasa di Balok. Sesungguhnya Ki Ronggo Udo adalah juga Datuk Mayang Gersik, merupakan pendiri Kerajaan Balok, di mana Beliau juga pernah menjadi Raja Badau terakhir... sesudah Beliau mendirikan Kerajaan Balok maka posisi Badau hanya di pimpin seorang "Batin" pada masa Raja ke III Balok, barulah pemimpin Badau berubah dari "Batin" menjadi "Ngabehi"...

    BalasHapus